FOLLOW ME I WILL FOLLOW YOU BACK

Minggu, 11 April 2010

KOTA BIMA

GAMBARAN UMUM

Kota Bima merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat. Kota Bima terletak di pulau Sumbawa bagian Timur. Secara administratif, Kota Bima dibatasi oleh Kabupaten Bima di sebelah Utara, Timur dan Selatan, serta Teluk Bima di sebelah Barat. Luas wilayah Kota Bima adalah 222,25 km² terdiri dari 8,53 persen (18,96 km²) merupakan lahan sawah dan sisanya 91,47 persen (203,29 km²) merupakan lahan bukan sawah.

Secara administratif wilayah Kota Bima sebelum dilakukan pemekaran wilayah terbagi dalam 3 (tiga) wilayah kecamatan dengan 25 (dua puluh lima) kelurahan, yaitu: Kecamatan RasanaE Timur (13 kelurahan), Kecamatan RasanaE Barat (8 kelurahan), dan Kecamatan Asakota (4 kelurahan).

Setelah dilakukan pemekaran pada tahun 2007, wilayah Kota Bima terbagi dalam 5 (lima) wilayah kecamatan dengan 38 (tiga puluh delapan) kelurahan, yaitu: Kecamatan Asakota (4 kelurahan), Kecamatan RasanaE Barat (6 kelurahan), Kecamatan Mpunda (10 kelurahan), Kecamatan Raba (10 kelurahan) dan Kecamatan RasanaE Timur (8 kelurahan).

Kota Bima beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 132,58 mm dan hari hujan rata-rata 10,08 hari/bulan puncaknya sekitar bulan Desember-Januari dengan temperatur berkisar 19,5 °C sampai 30,8 °C. Matahari bersinar terik sepanjang musim dengan rata-rata intensitas penyinaran tertinggi pada Bulan Oktober. Wilayah Kota Bima sebagian besar terdiri atas daerah daratan, tanahnya berada pada kemiringan 0-2% yaitu kurang lebih 80,77% dari luas wilayah, sedangkan kemiringan tanah yaitu antara 2-50% mempunyai luas terkecil yaitu kurang lebih 0,91% dari luas wilayah.

Berdasarkan data geologi dan data kedalaman efektif tanah, kawasan Kota Bima memiliki kestabilan lereng dan pondasi yang tinggi, tingkat erosi rendah, resapan air tanah dangkal relatif besar serta relatif aman terhadap bencana. Dengan demikian kawasan ini potensial untuk kawasan perkotaan terutama daya dukung lahan terhadap beban kegiatan yang ada di atasnya.

Kawasan seperti tersebut terutama berada dipusat Kota Bima. Dengan kondisi yang sangat alamiah yang sedemikian rupa dan lahannya relatif masih banyak yang kosong memungkinkan kedepan untuk pengembangan fisik kota. Walaupun demikian, karena lahan tersebut sebagian masih berupa lahan pertanian, sehingga dalam perkembangan Kota Bima, kondisi lahan pertanian ini sedapat mungkin dipertahankan.

Jumlah Penduduk Kota Bima tahun 2007 tercatat sebanyak 121.892 jiwa. Penyebaran penduduk kurang merata, konsentrasi penduduk berada di pusat-pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Raba (26%), diikuti oleh Kecamatan RasanaE Barat (22%), Kecamatan Mpunda (19%), Kecamatan Asakota (19%) dan paling sedikit di Kecamatan RasanaE Timur (14%).

Perkembangan penduduk Kota Bima menunjukan pertumbuhan yang cukup pesat. Tingginya angka pertumbuhan penduduk tersebut salah satunya disebabkan oleh banyaknya penduduk yang melakukan urbanisasi ke Kota Bima, karena sebagai kota berkembang, Kota Bima merupakan pusat kegiatan pemerintahan, pendidikan, perdagangan, jasa, perindustrian dan kegiatan lainnya.

POTENSI DAN PELUANG INVESTASI

Secara faktual, Kota Bima merupakan kota penting di Nusantara khususnya di kawasan timur, terutama dalam hubungan wilayah dan percaturan dagang. Posisi dan peranannya yang penting ini didukung oleh letaknya yang strategis. Kota Bima menjadi kota jangkar yang menghubungkan antara kawasan Indonesia bagian barat (Jawa) dengan Sulawesi dan kepulauan-kepulauan Indonesia Timur lainnya. Setiap armada dagang yang lalu lalang di perairan Selat Sunda ke timur umumnya melakukan transit di pelabuhan Bima, baik dalam rangka mengembangkan perdagangan maupun sekedar untuk berlindung dari serangan badai angin barat.

Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor unggulan yang memiliki potensi cukup besar. Potensi sumberdaya pertambangan yang dimiliki Kota Bima berupa marmer, biji besi, galena dan bahan galian golongan C cukup banyak. Apabila potensi sumberdaya alam bisa dimanfaatkan dengan baik akan dapat menghasilkan PAD yang cukup besar dan dapat menurunkan angka pengangguran.

Sektor unggulan lain yang memiliki potensi cukup besar dalam meningkatkan kondisi ekonomi daerah Kota Bima adalah sektor pertanian. Luas areal pertanian pada tahun 2003 adalah 10.958 km² dan mengalami penurunan menjadi 5.438 km² pada tahun 2007 disebabkan karena terjadi pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi perumahan rakyat. Namun demikian, hasil produksi padi dan palawija pada tahun 2003 sebanyak 30.792 kwintal dan mengalami peningkatan sebanyak 43.632 kwintal pada tahun 2006.

Sektor peternakan dan perikanan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari sektor pertanian dan merupakan sektor unggulan Kota Bima. Bidang peternakan memiliki kontribusi cukup besar dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi Kota Bima. Keberadaan peternakan sapi potong yang berlokasi di kelurahan Jatiwangi dan Kumbe menjadikan Kota Bima sebagai produsen sapi potong.

Kota Bima memiliki potensi sumberdaya wilayah pesisir dan laut yang cukup besar untuk dikelola. Luas wilayah daratan pesisir Kota Bima yang diukur dari luas wilayah administratif (desa/kelurahan pesisir) sekitar 50,78 km² dan luas wilayah laut yang menjadi wilayah pengelolaannya sekitar 11,48 km² dengan panjang garis pantai sekitar 26 km. Ditinjau dari luas wilayahnya, baik wilayah pesisir dan laut maupun wilayah daratan yang hanya sekitar 222,25 km², Kota Bima memiliki luas wilayah yang lebih sempit dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi NTB. Meskipun demikian pada kawasan pesisir dan laut yang menjadi kewenangan Kota Bima memiliki nilai-nilai strategis dan keunggulan dari aspek sarana dan prasarana, potensi biofisik (keanekaragaman hayati dan non hayati), letaknya yang strategis, maupun ekonomi dan sosial sebagai motivator dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.

Untuk sektor perdagangan, pelabuhan Bima dapat dikembangkan sebagai instrumen atau pintu masuk (entry point) membangun secara komprehensif perekonomian masyarakat. Kota Bima bisa menjadi tempat mampir, sekaligus sebagai tempat pengolahan komoditi-komoditi dari luar sehingga siap dijual dengan harga yang lebih tinggi (agribisnis dan agroindustri). Dengan demikian fungsi perdagangan yang selama ini tidak maksimal harus dimantapkan kembali fungsinya.

Sebagai pendukung sektor perdagangan, sektor industri memainkan peranan yang sangat penting. Pengembangan sektor industri harus mengambil prioritas industri kecil dan menengah dengan berbasis sumber daya lokal dan kebutuhan lokal disamping kebutuhan ekspor. Dalam hal ini agroindutri, industri bangunan, industri mebel, makanan ringan, kemasan dan industri rumah tangga (home industry) menjadi sangat potensial. Untuk mendukung pengembangan sektor ini, pasokan bahan baku dari dalam kota maupun di luar kota harus dijamin.

Sektor pariwisata adalah pilihan lain yang sangat potensial. Ini terkait dengan sisi historis Kota Bima sebagai pusat kesultanan Bima dimasa lampau. Dengan warisan kekayaan budaya yang dimiliki, Kota Bima dapat mengembangkan wisata budaya dengan kebudayaan Islam sebagai basisnya. Asi Mbojo (istana kesultanan), kuburan raja-raja dan para wali, permainan dan kesenian rakyat serta upacara keagamaan seperti perayaan maulud, U'a pua, dan prosesi pelantikan raja, dan lain-lain merupakan obyek dan even yang sangat menarik. Wisata alam dan bahari juga bisa dikembangkan. Kawasan pesisir dari Pantai Lawata sampai pintu gerbang Kota Bima bisa dikembangkan sebagai pusat perhotelan dan perdagangan souvenir. Taman kota juga bisa diciptakan sebagai alternatif bagi wisatawan domestik.

Peluang tersebut didukung oleh ketersediaan sarana/prasarana yang cukup memadai seperti transportasi dan telekomunikasi, pasar dan pertokoan, maupun jasa perbankan. Disamping itu Pemerintah Kota Bima akan memberikan berbagai insentif bagi investor yang menanamkan modalnya berupa kemudahan perijinan, dan penyediaan sarana pendukung.

SARANA DAN PRASARANA

Transportasi

Transportasi di Kota Bima ditunjang oleh prasarana jalan: terminal dan pelabuhan laut. Panjang jalan raya sekitar 805,02 km terdiri dari : Jalan Negara (38,56 km), Jalan Propinsi (52,20 km), dan Jalan Kabupaten (174,26 km) yang sebagian besar merupakan jalan beraspal, dan sebagian lainnya jalan perkerasan batu dan jalan tanah. Fasilitas terminal sebanyak 3 buah, terdiri dari 1 buah terminal tipe B terletak di Kampung Dara yang merupakan terminal regional yang menghubungkan Kota Bima dengan kabupaten/kota lainnya, dan Terminal Tipe C yang terdapat di Kelurahan Kumbe yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Sape Kabupaten Bima dan di Desa Jati Baru yaitu terminal angkutan umum yang menuju ke Kecamatan Wera Kabupaten Bima. Sarana angkutan darat dalam Kota Bima dilayani oleh bemo, benhur dan ojek.

Sedangkan transportasi laut ditunjang oleh: 1 pelabuhan laut sebagai pintu gerbang utama masuknya penumpang, barang dan jasa. Pelabuhan Bima dibangun pada Tahun 1963, merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian Timur sebagai Pelabuhan Feeder. Sehubungan dengan fungsinya yang strategis, pelabuhan laut Bima memiliki dermaga samudera sepanjang 142 m dan luas lantai 2.050 m² serta dermaga pelayaran rakyat sepanjang 50 m dengan lantai 500 m². kedalaman air Teluk Bima 12 m, lebar minimum 1000 m dan kedalaman sepanjang 134 m dan luas lantai 750 m², open strorage 26.097 m², terminal penumpang 200 m, listrik dengan kekuatan 15 KVA dan 2 buah Bunker air bersih, masing-masing dengan volume 200 Ton. Pelabuhan laut Bima selain dapat disinggahi kapal-kapal besar seperti KM AWU, KM Tatamelau, KM Kelimutu, KFC Barito, dan KFC Serayu serta kapal-kapal perintis. Disamping itu juga menjadi pusat bongkar muat barang, ekspedisi dan pelayaran.

Pos dan Telekomunikasi

Jasa pelayanan pos dilakukan dengan menyediakan 1(satu) Kantor Pos Cabang Bima dan 2 (dua) Kantor Pos Pembantu yang ada di Bima dan di Raba. Untuk mempermudah penduduk yang menggunakan jasa pelayanan Pos, di seluruh bagian wilayah Kota Bima disebar Bis Surat. Sedangkan sistem jaringan telepon yang dilayani oleh PT Telkom melalui 1 kantor pusat, kantor pelayanan telepon, saranan telepon seluler dan internet, dapat dikatakan sudah cukup memadai. Hal ini dirasakan pada penyebaran telepon umum di seluruh kota baik berupa telepon umum koin maupun telepon umum kartu. Pelayanan jasa Interlokal maupun Internasional, di beberapa lokasi strategis di Kota Raba-Bima telah menerapkan sistem Sambungan Telepon Otomat (STO), non telepon seluler sehingga mempermudah hubungan langsung jarak jauh. Berdasarkan data yang ada tercatat jumlah telepon mencapai sekitar 861 unit, dengan jumlah pelayanan meliputi rumah tangga (3.859), bisnis (1.040), dan sosial (13).

Perbankan

Dunia perbankan cukup berkembang yang didukung oleh sejumlah Bank Pemerintah dan Swasta yaitu : Bank Negara Indonesia (BNI) 1 Kantor Cabang, Bank Rakyat Indonesia (BRI) 1 Kantor Cabang dan 2 Kantor Unit, Bank NTB 1 Kantor Cabang, Bank Danamon 1 Kantor Cabang, serta Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang meliputi : BPR LKP dan Bank Bias.

Listrik

Sumber penerangan listrik berasal dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) wilayah XI-Kantor Cabang Bima dengan sumber tenaga Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Secara umum kondisi kelistrikan telah dapat melayani kebutuhan penduduk kota walaupun dengan daya yang masih terbatas. Produksi energi listrik mencapai 46.610.246 KWH dengan energi listrik yang disalurkan sebesar 45.032.712 KWH pada 17.266 KK pelanggan. Untuk mengatasi kekurangan tersebut, sejumlah toko dan hotel mempunyai pembangkit listrik Portable sendiri. Kondisi ini memberikan peluang yang cukup menjanjikan untuk investasi dibidang kelistrikan.

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran di Kota Bima baru memberikan andil sebesar 16,66 % dalam pembentukan PDRB. Fasilitas perdagangan terdiri atas pertokoan dan pasar umum. Lokasi pertokoan meliputi 2 kawasan perdagangan, yaitu di Kota Bima dan Raba. Kawasan pasar umum di seluruh Kota Raba-Bima tercatat 4 unit masing-masing di Kelurahan Kumbe, Rabangodu, Tanjung, dan Sarae. Sedangkan jumlah hotel dan restoran sebanyak 51 unit yang tersebar di 3 kecamatan kota. Dengan memperhatikan kondisi yang ada dalam mewujudkan Kota Bima sebagai kota Transit maka pengembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi perhatian utama.

0 komentar:

Posting Komentar